Anwar Ujang, Kapten Timnas Era 70-an yang Terlupakan
Pele Memuji: Nomor Lima Pemain Terbaikjpnn.com - SOSOK lelaki dengan usia yang tak muda lagi itu menyambut kedatangan wartawan Jawa Pos di rumah anaknya, kawasan Multatuli, Medan, Rabu (25/6). Dengan langkah pelan dia berjalan sembari berpegangan dinding, mempersilakan masuk.
Deretan foto saat masih aktif bermain di timnas mulai 1964 sampai 1974 tak menggambarkan kondisi tubuh Anwar Ujang saat ini yang lemah dan tak berdaya. Bahkan, dengan kondisi Ujang sekarang, orang mungkin tak mengira bahwa sosok sepuh itu pernah mengharumkan nama Indonesia lewat sepak bola di kancah dunia internasional.
Penyakit gula dan hati yang diderita membuat Ujang harus benar-benar menjaga kondisi kesehatan agar tidak drop. Dia tidak boleh merasa lelah dan memforsir diri agar penyakitnya tak kambuh.
Untung, dia masih bisa bertahan dan tak mengalami kondisi seperti mantan-mantan atlet lainnya yang miris. Tak terawat dan harus bertahan hidup dengan segala keterbatasan di masa tuanya. Juga, jauh dari pujian dan sanjungan seperti saat masih memperkuat timnas.
Bukan penghasilan dari pemain timnas sejatinya yang membuat Ujang bertahan. Namun, performa apiknya dulu yang membuat Pertamina merekrut dia menjadi pemain. Sebab, kala itu ada kompetisi antarunit di perusahaan minyak milik negara tersebut.
Uang pensiun dan tabungan saat masih bekerja di Pertamina itulah yang menjadi andalannya selama sepuluh tahun terakhir ini.
”Saya beruntung masih ada uang pensiun meski jumlahnya tak banyak. Banyak mantan atlet yang hidupnya lebih merana,” kata dia.
Dari mantan perusahaannya, Ujang saat ini masih mendapatkan jaminan pengobatan dan perawatan saat sakit. Karena itu, dia sangat mensyukurinya.