Apa Pantas Oso Jadi Penerima Bhinneka Tunggal Ika Award?
jpnn.com, JAKARTA - Aliansi Advokat Muda Indonesia (AAMI) menggelar aksi unjuk rasa untuk menentang rencana Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) dan sebuah kantor berita nasional yang akan memberikan Bhinneka Tunggal Ika Award kepada Oesman Sapta Odang. Alasannya, Oso -panggilan Oesman- bukan sosok yang tepat menerima penghargaan itu.
Nama Oso memang masuk dalam daftar penerima Bhinneka Tunggal Ika Award. Rencananya, penghargaan itu akan diserahkan Senin (22/5).
Selain Oesman, sejumlah tokoh juga masuk daftar penerima Bhinneka Tunggal Ika Award. Antara lain Megawati Soekarnopurti, Kepala BIN Jenderal Budi Gunawan, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Kh Ahmad Syafii Maarif, Sinta Nuriyah Wahid, KH Said Aqil Siroj dan Franz Magnis Suseno.
Namun, Ketua AAMI Rizky Sianipar mengatakan, senator asal Kalimantan Barat itu bukanlah sosok yang pantas menerima Bhinneka Tunggal Ika Award. “Kami punya alasan bahwa Oesman Sapta sesungguhnya telah mencederai jiwa Pancasila,” ujarnya dalam aksi AAMI di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Minggu (21/5).
Lebih lanjut Rizky mengatakan, Oso bukanlah sosok beretika. Hal itu terlihat ketika ketua umum Partai Hanura itu memaksakan pemilihan pimpinan baru di Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Padahal, sambung Rizky, praktik demokrasi di Indonesia harusnya mengacu Pancasila, terutama sila keempat. Namun, Rizky tak melihat jiwa Pancasila itu ada pada sosok Oesman.
"Sila keempat Pancasila dengan terang telah menyebutkan dan mengajarkan kepada kita tentang bagaimana sebuah keputusan diambil, tentang bagaimana mencari jalan terbaik yang mana tidak boleh bertentangan dengan hukum dan terlebih melanggar etik bangsa kita," ujar Rizky.
Sekjen AAMI Sabar Daniel Hutahaean menambahkan, akan menjadi hal ironis ketika pemberian penghargaan untuk Oso -panggilan Oesman Sapta- digelar sebagai rangkaian peringatan Hari Kebangkitan Nasional (HArkitnas). Karenanya Sabar menegaskan, pihaknya kecewa jika Oso sampai menerima Bhinneka Tunggal Ika Award.