APBN On Track di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global, Bea Cukai Catatkan Penerimaan Positif
Dia menyampaikan penerimaan Bea Cukai hingga Agustus 2024 menunjukkan hasil menggembirakan dengan total Rp 183,2 triliun atau 57,1 persen dari target, tumbuh 6,8 persen dibandingkan tahun lalu (yoy).
"Di sektor pabean, bea masuk tercatat Rp 33,9 triliun atau tumbuh 3,1 persen (yoy) yang didorong oleh penguatan kurs USD dan pertumbuhan nilai impor. Kemudian bea keluar menyentuh angka Rp 10,9 triliun atau tumbuh 59,3 persen (yoy), didukung oleh kebijakan relaksasi ekspor mineral,” ungkap Budi.
Selain itu, lanjut dia, penerimaan sektor cukai juga positif di angka Rp 138,4 triliun atau tumbuh 5 persen (yoy).
"Ini berkat peningkatan produksi dan operasi pengawasan yang lebih ketat tentunya,” sambungnya.
Tak hanya dari sisi penerimaan, kinerja fasilitasi dan pengawasan Bea Cukai juga menunjukkan prestasi baik.
Hingga Agustus 2024, Bea Cukai telah memberikan insentif kepabeanan sebesar Rp 23,7 triliun atau tumbuh 14,4 persen dari tahun sebelumnya.
Dampak dari insentif ini terlihat pada ekspor dari kawasan berikat dan KITE yang mencapai USD 62,1 juta dan serapan tenaga kerja sebanyak 1,84 juta orang.
Kinerja pengawasan juga menunjukkan ketegasan, melalui gempur rokok ilegal Bea Cukai telah melakukan 4.366 penindakan selama 05 Juli-31 Agustus terhadap rokok ilegal dengan barang hasil penindakan sebanyak 157,5 juta batang.