Aprizar Zakaria, Penyandang Tunarungu yang Bertekad Membantu Mabes TNI AD
jpnn.com, JAKARTA - Sosok Aprizar Zakaria begitu menginspirasi. Sebagai seorang penyandang tunarungu atau tuli, dia telah berhasil mengubah paradigma tentang penyandang disabilitas. Bahkan, dia semangat dalam menekuni bisnis.
Pria kelahiran Jakarta, 27 April 1963, menghabiskan masa pendidikan dasar di Sekolah Luar Biasa (SLB) Santi Rama, yaitu sekolah bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus, tunarungu. Namun di tingkat pendidikan berikutnya, Aprizar memilih melanjutkan ke sekolah umum.
Pertentangan sempat terjadi dengan kedua orang tuanya, yang tidak menyetujui jika dia menempuh pendidikan di sekolah umum karena keterbatasan. Orang tuanya takut kalau nantinya ia tidak mampu mengikuti pelajaran di sekolah umum.
Dengan kegigihan, Aprizar mampu meyakinkan orang tuanya, bahkan hingga perguruan tinggi dan berhasil meraih gelar insinyur.
"Saya pernah ditegur guru karena selalu melihat catatan teman saat belajar. Namun setelah saya menjelaskan bahwa saya tidak bisa mendengar dan bicara, para guru memaklumi dan mengizinkan saya untuk melihat catatan teman," kata Aprizar, Sabtu (20/6).
Keberhasilannya menggapai cita-cita tak semulus perjalanannya saat berjuang menafkahi keluarga. Aprizar pernah bekerja di perusahaan bidang pengadaan barang.
Saat itulah dia sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan karena keterbatasan fisiknya.
Jalan membangun usaha akhirnya ditempuh. Pil pahit pun ditelan berulang kali karena ditipu rekan bisnisnya. Modal ketabahan dan kegigihan membuat langkahnya tak menyurutkan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga.