Arief Poyuono Sebut ini Saat yang Tepat untuk Indonesia Menyalip Tiongkok
Maka dari itu, kata Arief perlu menyeimbangkan penyebaran ekonomi desa-kota.
Sejak 1990-an dan seterusnya, perekonomian Indonesia terlalu bergantung pada beberapa pilar keuangan yang padat saja.
Menurut dia, terjadi kurang fokus pada penyebaran mesin ekonomi untuk mencakup wilayah geografis yang lebih luas yang mengarah ke migrasi massal ke kota-kota seperti Jabotabek, Surabaya, Medan, Makassar, Batam, dan Bandung.
Dia menjelaskan, migrasi yang tidak terencana ini semata-mata didorong oleh kesempatan kerja yang tidak banyak menambah kualitas hidup atau rencana pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
"Bahkan, itu menambah kesenjangan desa-kota yang melebar," tegasnya.
Arief menegaskan Covid-19 telah memaksa sebagian besar pekerja di perkotaan untuk kembali ke desa dan daerah asal mereka.
Hal ini terjadi akibat matinya mesin-mesin ekonomi di perkotaan pusat ekonomi di Indonesia. Menurut dia, sekarang ini adalah kesempatan untuk membangun model ekonomi baru yang tersebar secara geografis dan sektoral.
"Perlu insentif untuk pembangunan kembali perlu diarahkan pada sektor-sektor yang dapat menyebarkan mesin pembangunan ekonomi di luar pusat gempa ekonomi yang telah menghentikan mesin-mesin ekonomi," paparnya.