Aroma Kuliner Lokal dalam Diskusi Kebangsaan Hasto-Yenny
jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dan sejumlah pengurus teras partainya mengunjungi kantor The Wahid Institute di Jalan Taman Amir Hamzah Nomor 8, Pegangsaan, Jakarta Pusat, Senin (5/2). Hasto disambut langsung oleh Direktur Eksekutif Yenny Wahid.
Jajaran DPP PDIP yang menyertai Hasto pada pertemuan itu antara lain Andreas Pareira, Wiryanti Sukamdani, Sri Rahayu, dan sejumlah pengurus Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi). Selanjutnya, antara PDIP dan The Wahid Institute membahas beragam persoalan kebangsaan hingga kuliner.
Hasto megatakan, kunjungan pengurus DPP PDIP ke The Wahid Institute merupakan tindak lanjut pertemuan saat Yenny Wahid bertandang ke kantor DPP PDI Perjuangan beberapa waktu lalu. "Beliau (Yenny) memaparkan persoalan kebangsaan sehingga kunjungan kami ke sini merupakan tindak lanjut dari pertemuan yang sudah dilakukan sebelumnya," ujarnya usai pertemuan.
Menurut Hasto, usia reformasi sudah hampir menginjak 20 tahun. Dia lantas mengenang perjuangan Megawati Soekarnoputri saat masih memimpin PDI yang bersama-sama ayah Yenny Wahid, KH Abdurrahman Wahid menggulirkan demokrasi di tanah air.
“Kita ketahui perjuangan Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid, red) bersama Ibu Megawati saat itu dalam menegakkan demokrasi untuk mendorong agar rakyat punya kedaulatan politik menghadapi pemerintahan yang otoriter dan itulah yang tercatat dalam sejarah," kata Hasto.
Selain itu, kata Hasto, PDIP juga hendak menimba ilmu dari The Wahid Institute mengenai cara menghadapi persoalan kebangsaan dengan tetap menjaga persatuan dan kesatuan. Selama ini, The Wahid Institute sudah bergerak hingga desa dalam rangka pemberdayaan masyarakat sekaligus menguatkan nilai-nilai kebangsaan.
"Kami banyak belajar tentang pembinaan komunitas desa-desa damai, koperasi damai, rumah tangga damai dan masukan-masukan terhadap nilai-nilai kebangsaan serta Pancasila," jelasnya.
Sedangkan Yenny mengatakan, pertemuan itu merupakan ajang diskusi bagi kedua belah pihak dalam mencari solusi bagi masalah kebangsaan yang terancam oleh ideologi dari mancanegara. Baik PDIP maupun The Wahis Institute, kata Yenny, telah berkomitmen untuk bersama-sama membangun toleransi.