ART Ingatkan Kapolri soal Bentrok TKA China vs Pekerja Lokal di Morowali
jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPD RI Abdul Rachman Thaha (ART) mengingatkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo soal bentrok TKA China vs pekerja lokal di kawasan smelter PT GNI, Morowali Utara, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Menurut Abdul Rachman, pernyataan Kapolri Listyo bahwa bentrok di PT GNI dipicu ajakan mogok kerja hanya berfokus pada perbuatan pidana.
"Ujung-ujungnya, sangat mungkin orang kita sendiri yang nantinya duduk di kursi terdakwa, lalu masuk penjara. Simplistis sekali," ucap Abdul Rachman Thaha dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (16/1).
Senator asal Sulteng itu menyebut jika penyidik punya pemikiran selevel itu, wajar. Namun, terhadap orang nomor satu di Korps Tribrata, dia berharap Jenderal Listyo punya analisis lebih komprehensif.
"Dimensi makro tidak sepatutnya diabaikan. Dari situ akan diperoleh pemahaman lebih utuh mengapa situasi rawan ledakan itu akhirnya benar-benar menjadi letusan dahsyat," tuturnya.
Dia mewanti-wanti, situasi seperti di Morowali itu sangat mungkin terjadi juga di daerah-daerah lain. Itu semua menurut Abdul Rachman, sama sekali tidak terlepas dari misalnya, regulasi dan kebijakan dari pusat hingga daerah yang membuat keadilan dari hari ke hari kian terasa berjarak dari masyarakat.
"Di titik itulah saya merasa perlu mengingatkan Kapolri pada salah satu komitmennya sendiri. Ini komitmen Kapolri, bukan komitmen Polri. Yaitu, problem solving dan restorative justice," tegasnya.
Mantan aktivis HMI itu justru mendorong Kapolri Jenderal Listyo membentuk tim investigasi gabungan lintas keilmuan dan lintas kementerian untuk mendapatkan kesimpulan utuh menyeluruh tentang apa yang terjadi di Morowali.