Arteria Sebut Kemenag Bangsat demi Bela Korban First Travel
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Arteria Dahlan menyampaikan penjelasan terkait pernyataannya dalam rapat dengar pendapat dengan Jaksa Agung Prasetyo, Rabu (28/3) soal Kementerian Agama (Kemenag) bangsat yang kini jadi polemik. Legislator PDI Perjuangan itu mengatakan, kritik kerasnya untuk membela ratusan ribu korban penipuan berkedok umrah.
Teri -panggilan akrab Arteria- menjelaskan, dirinya dalam rapat dengan Jaksa Agung M Prasetyo memang menyinggung kasus penipuan First Travel yang juga berkedok penyelenggara umrah. Politikus berlatar belakang pengacara itu mendorong Kejaksaan Agung tidak hanya menginventarisasi aset First Travel, tapi juga melacaknya.
Menurut Arteria, sudah puluhan ribu orang menjadi korban First Travel. Legislator yang pernah duduk di Komisi VIII DPR yang membidangi haji dan umrah itu pun merasa geram karena kekacauan yang ditimbulkan First Travel tak terlepas dari kelalaian Kementerian Agama.
"Korban First Travel datang ke saya, mereka mengadu ke Kemenag, ke penegak hukum, namun berakhir dengan jawaban itulah akibatnya kalau pakai jasa travel harga murah. Saya tidak terima jawaban seperti ini" ujar dia melalui layanan pesan, Kamis (29/3).
Berdasarkan fakta persidangan kasus First Travel terungkap ada 63.310 calon jemaah umrah yang menjadi korban. Para korban sudah melunasi biaya umrah, tapi tidak kunjung diberangkatkan.
Total kerugiannya mencapai Rp 905,3 miliar pada 2015-2017. "Saya geram dengan aksi penipuan ini. Saya kasihan lihat umat yang telantar," kata Arteria.
Karena itu, katanya, betapa kasihan para korban yang sudah menabung bertahun-tahun karena begitu ingin menginjakkan kaki di Tanah Suci dan melihat Kakbah ternyata harus berakhir dengan kekecewaan. "Itu yang saya bela. Substansi kegeraman saya di sana," ungkapnya.
Arteria juga mengutip surat dakwaan kasus First Travel yang membeber tentang penggunaan uang jemaah oleh bos di perusahaan biro perjalanan itu, yakni Andika Surachman, Anniesa Desvitasari Hasibuan dan Kiki Hasibuan. Bahkan, uang jemaah digunakan keperluan pribadi, bisnis lain dan melancong ke luar negeri.