AS Ingin Belajar Penanggulangan Terorisme dari Indonesia
“Tentunya perlu adanya pendekatan whole government approach antar kedua negara untuk saling memberikan penilaian serta arahan kebijakan kedua negara dalam kerja sama penanggulangan terorisme. Hal ini dapat didukung oleh Thomas P. Bossert,” kata pria kelahiran Jakarta, 10 Mei 1962 ini.
Suhardi juga mengundang Bossert untuk melakukan kunjungan balasan ke Indonesia.
Pada hari yang sama dalam kunjungan kerjanya ke Amerika Serikat, Suhardi juga melakukan pertemuan bilateral dengan Secretary for Homeland Security John F. Kelly di Departemen Keamanan Nasional.
“Pada intinya Menteri Kelly menyampaikan bahwa masalah terorisme ditambah dengan adanya FTF menjadi suatu paradigma baru bagi negara-negara di dunia dalam penanggulangan radikalisme dan violent extremism,” ujar Suhardi.
Dalam pertemuan tersebut, mantan Sekrtetaris Utama (Sestama) Lemhanas RI itu mengatakan, banyak negara seperti Uni Eropa yang saat ini mengalami panic mode akibat dari radikalisme dan violent extremisme.
Salah satu perhatian utama Departemen Keamanan Nasional AS adalah pertukaran informasi mengenai data penumpang udara (passengers information).
“Hal ini berdasarkan informasi intelijen bahwa ISIS berkeinginan untuk melakukan serangan utamanya melalui maskapai penerbangan serta sebagai mode transportasi dari FTF,” kata Suhardi.
Dia menambahkan, penanganan terhadap tindak pidana terorisme juga perlu mengedepankan pola soft approach.