AS Nyaris Perang Total dengan Iran, Untung Donald Trump Galau
Sikap Trump juga terus berubah. Saat kali pertama mendengar Iran menembak jatuh pesawat pengintainya, dia berang. Menurut dia, Iran sudah membuat kesalahan besar.
Namun, setelah rapat, dia melunak. Pertempuran dengan Iran memang bukan opsi yang menguntungkan bagi AS. Sebab, itu bisa meningkatkan harga minyak mentah dunia.
"Saya sulit memercayai bahwa (serangan) itu disengaja," ujar presiden ke-45 AS itu. Sikap dia tersebut membuat publik sulit menebak langkah apa yang akan diambil Gedung Putih selanjutnya. Belum diketahui juga apakah pembatalan serangan itu bersifat sementara atau selamanya.
Meski tak lagi menyerang, AS tetap bersikukuh bahwa Iran sengaja menembak jatuh Global Hawk yang tengah berada di perairan internasional. Saat itu posisi pesawat tersebut 34 kilometer dari wilayah Iran.
Washington tak ingin kejadian serupa terulang dan menimbulkan korban jiwa. Administrasi Penerbangan Federal (FAA) AS Kamis malam melarang maskapai asal AS terbang di atas Teluk Persia dan Teluk Oman yang berada di dekat Iran sampai ada pemberitahuan selanjutnya.
Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyatakan bahwa Iran tak ingin terjadi perang dan konflik di Teluk Persia. Namun, mereka juga tidak akan diam saja. "Republik Islam Iran tidak akan ragu sedetik pun untuk membela wilayahnya dari semua agresi," tegas Araghchi seperti dikutip Agence France-Presse. (sha/c10/dos)