AS-Pakistan, Tudingan Standar Ganda Ikut Memperkeruh
Minggu, 17 Juli 2011 – 15:15 WIB
"Bagaimana bisa teman baik tidak saling memberi tahu soal operasi perburuan penting seperti itu," ujar Shehzad mengacu pada misi rahasia di Abbottabad. Kritik publik membuat Kayani terdiam. Tapi, pemerintah Pakistan yang kadung kecewa dengan sikap AS lantas memanggil Kayani. Dia pun dicecar berbagai pertanyaan terkait operasi Navy SEALs tersebut. Dia bahkan dipaksa mengurangi intensitas kerja sama militer dengan AS pasca operasi tersebut.
Desakan dari pemerintahan Presiden Asif Ali Zardari itu membuat Kayani merevisi program latihan militer di antara dua negara. Beberapa waktu lalu, dia mengurangi jumlah personel senior militer AS yang berperan sebagai pelatih dalam misi tersebut. Pemulangan para pelatih militer itu membuat AS naik darah. Puncaknya, AS menunda bantuan militer terhadap Pakistan. Bantuan yang urung dikirimkan itu mencapai USD 800 juta (sekitar Rp 6,8 triliun).
Sebenarnya, sebelum militer dan pemerintah Pakistan kecewa terhadap AS, rakyat negeri itu sudah lebih dulu merasakan. Sejak AS tak henti membombardir perbatasan Pakistan dan Afghanistan serta menewaskan banyak warga sipil tak berdosa, publik sudah berteriak. Belakangan, mereka kehilangan simpati terhadap AS. Bahkan, 70 persen warga Pakistan menganggap AS sebagai musuh. (WSJ/MMN/hep/dwi)