Asalkan Masih Bersama-sama, Kabar Buruk pun Tidak Masalah
Ya, ketika status Gunung Agung naik menjadi awas Jumat (22/9), dia menjadi salah satu pemandu untuk keluarga.
Meski tenaganya tidak lagi besar, saran dan petuahnya didengarkan seluruh keluarga besar yang berjumlah total 119 jiwa. Termasuk Ngurah Ema Putra. Pria berusia 35 tahun itu merupakan kemenakan Pidada.
Dialah yang mengoordinasi seluruh keluarga besar sehingga tidak tercerai berai selama mengungsi.
Sejak kali pertama perintah mengungsi diserukan aparat setempat, Ngurah Ema langsung berembuk.
’’Kami kumpul untuk tentukan keputusan,’’ katanya kepada Jawa Pos.
Dia ingat betul, perintah mengosongkan Desa Besakih, tempat tinggal mereka, keluar amat mendadak. Tengah hari. Ketika banyak anggota keluarga yang tengah sibuk dengan urusan masing-masing.
Meski tanda-tanda letusan Gunung Agung seperti yang dikisahkan leluhurnya belum semua terjadi, dia tetap patuh pada keputusan aparat. Dalam rembuk dadakan yang dilaksanakan keluarga besar, diambil keputusan bulat.
Mereka, satu keluarga besar, tidak boleh terpencar. Harus selalu bersama. ’’Karena kalau jauh pasti susah,’’ ungkapnya.