Asumsi Harga Minyak Diturunkan
Dari USD 140 Menjadi USD 130 Per BarelSelasa, 29 Juli 2008 – 09:14 WIB
Menurut Ani, sapaan Sri Mulyani, proyeksi yang terjadi di seluruh dunia, mengenai masalah global ekonomi yang turun menyebabkan kemungkinan nilai equilibrium ada di sekitar USD 133 per barel.
Saat rapat kabinet pada 22 Juli, pemerintah memang sudah mengeluarkan beberapa asumsi yang akan dipakai dalam perhitungan APBN 2009. Yakni, pertumbuhan ekonomi sebesar 6,2 persen, inflasi 6,5 persen, tingkat suku bunga untuk SBI 3 bulan 8,5 persen nilai tukar di 9.100 rupiah, asumsi harga minyak USD 140 per barel, dan produksi siap jual atau lifting minyak sebesar 950.000 barel per hari.
Ani menambahkan, meski menurunkan asumsi harga minyak, namun untuk menjaga segala risiko dalam harga minyak, pemerintah tetap akan menjaga dana cadangan risiko fiskal dengan asumsi harga di USD 160 per barel. ’’Jadi mungkin baseline-nya saja yang akan diturunkan namun risiko fiskalnya tetap mencakup USD 160 per barel,’’ terangnya.
Menurut Ani, cadangan risiko fiskal ini disiapkan dalam APBN jika ternyata asumsi harga minyak jauh melebihi dari target.
Terkait turunnya harga minyak dunia terhadap APBN 2008, Wakil Ketua Panitia Anggaran DPR Soeharso Monoarfa mengatakan hal itu memang sedikit melegakan Indonesia yang berpredikat sebagai net importer. Beban subsidi akan sedikit lebih ringan, namun tetap saja APBN belum aman.
Menurut dia, turunnya harga minyak memang berdampak positif bagi APBN, sebab akan meringankan potensi pembengkakan subsidi. ’’Lumayan, tapi tetap belum aman,’’ ujarnya.