Asumsi Harga Minyak Diturunkan
Dari USD 140 Menjadi USD 130 Per BarelSelasa, 29 Juli 2008 – 09:14 WIB
Soeharso mengatakan, harga minyak jelas tidak bisa dikontrol. Karena itu, yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengamankan APBN adalah berkonsentrasi pada dua factor lainnya, yakni konsumsi BBM dan lifting minyak. ’’Dua ini yang harus dijaga,’’ terangnya.
Menurut dia, pemerintah harus benar-benar focus pada dua hal tersebut. Sebab, jika sampai salah satau atau apalagi dua-duanya meleset, maka APBN bisa dipastikan akan jebol.
Karena itu, lanjut Soeharso, sepanjang semester II ini, pemerintah harus berupaya keras menekan konsumsi BBM agar tidak terus membengkak. ’’Kalau pembatasan dengan smart card tidak jadi dilakukan, maka harus ada program penghematan lain, konversi minyak tanah ke elpiji juga harus digenjot,’’ paparnya.
Soeharso menambahkan, factor penting lain yang harus mendapat perhatian serius adalah target angka lifting minyak yang sebesar 927.000 barel per hari. Dia mengatakan, potensi pembengkakan di sektor pengeluaran harus diimbangi dengan tambahan di sektor penerimaan.
Karena itu, lanjut dia, sebagai langkah antisipasi seandainya konsumsi BBM subsidi membengkak dan harga minyak tetap berada di level tinggi, maka realisasi lifting minyak harus di atas target APBN-P 2008. ’’Minimal harus 960.000 barel per hari. Inilah tugas pemerintah, terutama BPMigas,’’ tandasnya. (owi)