Atasi Learning Gap di Indonesia, Sistem Pembelajaran Adaptif Dinilai Jadi Solusi
jpnn.com, JAKARTA - Kepala Pusat Riset Telematika di Universitas Syiah Kuala, Kahlil Muchtar mengatakan sistem pembelajaran adaptif menjadi metode yang sangat direkomendasikan untuk kegiatan belajar, terutama di masa pandemi.
Metode ini dirancang khusus untuk memberikan pengalaman belajar yang personal, sehingga setiap siswa berkesempatan mengejar ketertinggalan ataupun mengulang pelajaran agar mampu menguasai materi secara utuh, sebelum melanjutkan ke level yang lebih sulit.
"Tidak hanya di sekolah dan lembaga pendidikan, pendekatan pembelajaran adaptif cocok bagi siapa pun, terlepas dari latar belakang, profesi, umur, dan perbedaan level pengetahuan,” ujar Kahlil.
Sebagai contoh di Indonesia, penerapan pembelajaran adaptif digarap secara serius oleh Zenius.
Sebagai pionir di bidang teknologi edukasi (edtech), Zenius menjadi edtech pertama di sektor K12, yang mengadopsi metode pembelajaran adaptif sejak awal Juli lalu melalui fitur terbarunya, ZenCore.
ZenCore menyediakan materi dan pelatihan adaptif untuk mengembangkan keterampilan fundamental pengguna.
Di dalamnya terdapat dua fitur utama, yakni CorePractice, tempat latihan dengan ratusan ribu pertanyaan latihan dari 3 cabang konsentrasi utama, yaitu logika verbal, matematika, dan Bahasa Inggris.
"Kehadiran fitur ZenCore diharapkan dapat membuat proses belajar menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Kami optimis penggunaan teknik baru ini dapat menjadi solusi untuk mengatasi learning gap yang semakin terasa di tengah pandemi,” ungkap Sabda PS, Founder dan Chief Education Officer Zenius.