Atikoh Disambut Tondu' Majang, Turun ke Sawah Menanam Bawang, Menang Menang Menang!
Penyandang gelar master kebijakab publik dari Universitas Tokyo itu pun memberikan aplaus kepada para musisi yang menyambutnya.
Sejurus kemudian Atikoh menuju lokasi pertemuan untuk berdialog dengan para petani bawang. Dalam dialog itu, para petani menyampaikan aspirasi tentang harga bawang minimal Rp 14 ribu per kilogram agar mereka tidak merugi.
Menurut Atikoh, pada September tahun lalu harga bawang di kisaran Rp 9 ribu sampai Rp 10 ribu.
“Petani (mengharapkan) harga paling rendah itu Rp 14 ribu, itu biar bisa beli pupuk, obat-obatan. Kalau di bawah itu petaninya rugi," kata Atikoh.
Alumnus Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) itu pun menegaskan pentingnya stabilitas harga bawang.
Menurut Atikoh, harga bawang harus di angka yang pas agar petaninya tidak merugi, tetapi tetap terjangkau di tingkat konsumen.
"Kalau harga rendah, petani yang menangis. Kalau harga mahal, konsumen menangis. Jadi, perlu ada harga yang adil," katanya.
Setelah berdialog, Atikoh dan para petani langsung turun ke sawah untuk menanam bibit bawang.