Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Aung San Suu Kyi Jabat Supermenteri

Kamis, 31 Maret 2016 – 08:29 WIB
Aung San Suu Kyi Jabat Supermenteri - JPNN.COM
Aung San Suu Kyi. Foto: AFP

jpnn.com - NAYPYITAW - Htin Kyaw resmi menjadi Presiden Myanmar, Rabu (30/3). Dia menjadi presiden pertama dari kalangan sipil. Sebelumnya, militer berkuasa selama sekitar 50 tahun.

Htin Kyaw yang merupakan tangan kanan pemimpin partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Aung San Suu Kyi sama sekali tidak memiliki hubungan dengan junta militer.

Dalam pelantikan kemarin, Suu Kyi ikut mendampingi. Ya, seharusnya memang Suu Kyi yang duduk di posisi Htin Kyaw. Namun, gara-gara kedua putranya berkewarganegaraan Inggris, Suu Kyi tidak bisa menjadi presiden. Berdasar konstitusi di Myanmar, orang yang bakal menjadi presiden tidak boleh mempunyai keluarga berkewarganegaraan asing. Suu Kyi sendiri telah menyatakan akan memimpin Myanmar melalui Htin Kyaw.

"Saya bakal menegakkan serta mematuhi konstitusi dan hukum-hukumnya. Saya akan melaksanakan tanggung jawab saya dengan cara yang terhormat dan melakukan yang terbaik sesuai dengan kemampuan saya,’’ ujar Htin Kyaw dalam pidato pertamanya sebagai pemimpin Myanmar.

Presiden yang berusia 69 tahun tersebut juga menyerukan pentingnya rekonsiliasi nasional. Dia berjanji bekerja sepenuhnya demi negara dengan tetap menghormati Suu Kyi. 

Mantan teman sekolah Htin Kyaw itu bakal menjabat supermenteri di kabinet saat ini. Dia membawahi Kementerian Pendidikan, Hubungan Luar Negeri, Sumber Daya Listrik dan Energi, serta Urusan Kepresidenan. 

Pidato Htin Kyaw tersebut disambut dengan isak tangis oleh sebagian besar anggota NLD di parlemen. Bagi NLD, itulah momen yang sangat bersejarah setelah perjuangan mereka selama puluhan tahun untuk bisa sampai di tahap tersebut.

Myanmar kini memang telah memiliki presiden sipil dan NLD berada di atas angin. Namun, pemerintahan di Myanmar tidak lantas bakal berjalan mulus sesuai dengan keinginan Suu Kyi dan NLD. Sebab, junta militer tetap memegang tiga kementerian penting. Seperempat kursi di parlemen juga masih dikuasai militer. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close