Australia Bermitra dengan NASA Melatih Astronaut Aborigin Pertama
Kepala program, associate dean (Indigenous) Monash University, Christopher Lawrence, mengatakan program ini bertujuan memberikan peserta kesempatan untuk memperluas jalur karir mereka, serta meningkatkan partisipasi warga Pribumi Australia dalam sains.
"Kami berbagi visi dengan Badan Antariksa Australia untuk mendorong pengembangan karir di sektor luar angkasa, dengan tujuan akhir untuk melihat astronaut pribumi Australia pertama," kata Profesor Lawrence, yang berasal dari suku Wadjuk/Ballardong Noongar.
Lima siswa STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika) dari kalangan Pribumi Australia lainnya akan mulai bekerja di Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA di California, sebagai bagian dari kelompok berikutnya dalam program magang NISA selama 10 minggu.
Sebelum berangkat ke Amerika Serikat, para siswa akan menghabiskan waktu di Monash melakukan program persiapan magang atau "space boot camp".
Mereka akan belajar lebih banyak tentang topik utama yang terkait dengan eksplorasi ruang angkasa, seperti aerodinamika, astrofisika, dan ilmu komputer, dan misi eksplorasi ruang angkasa NASA yang ada saat ini dan sebelumnya.
Namun, area studi mereka akan memegang peran penting dalam pekerjaan sehari-hari mereka di NASA nantinya.
Baik itu analisis data, pengujian sampel lab, atau pemrograman untuk lengan robot, semua mahasiswa akan diperlakukan seperti karyawan NASA.
"Para mahasiswa yang kami kirim terakhir, pada tahun 2019, bekerja di proyek penjelajah Mars 2020 dan RoboSimian, sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam misi nyata ini," kata Profesor Lawrence.