Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Australia Dituduh Pilih-Pilih Pengungsi TimTeng yang Masuk ke Negaranya

Jumat, 01 April 2016 – 02:02 WIB
Australia Dituduh Pilih-Pilih Pengungsi TimTeng yang Masuk ke Negaranya - JPNN.COM

Dewan Pengungsi menuduh pejabat imigrasi Australia ‘pilih-pilih’ pengungsi Timur Tengah untuk dimukimkan kembali di Australia. Lebih dari 1.400 pengungsi rentan asal Suriah dirujuk ke Australia oleh PBB, namun saat ini nasib mereka masih terkatung-katung.

"Saya tak berpikir siapapun memperkirakan bahwa program ini sangat ditujukan pada warga Kristen Irak seperti yang terlihat sekarang," kata Paul Power, CEO Dewan Pengungsi.

Ia berpendapat, "Tak ada yang bisa membantah bahwa mereka yang dimukimkan kembali ke Australia memang perlu pemukiman.”

"Tapi ada jutaan pengungsi di Timur Tengah yang membutuhkan pemukiman kembali, dan ketika Australia ‘pilih-pilih’ pengungsi mungkin dari 1-3% populasi pengungsi di negara-negara seperti Yordania dan Lebanon, itu sama sekali benar-benar tak mencerminkan kebaikan Australia," sanggahnya.

Paul mengatakan, hal yang salah jika menanggapi krisis pengungsi Suriah dengan program yang mengutamakan minoritas teraniaya, ketika sebagian besar dari hampir 5 juta pengungsi Suriah adalah Muslim -banyak dari mereka yang telah menderita penganiayaan di tangan rezim Assad dan milisi Syiah karena mereka Sunni.

"Cukup jelas bahwa minoritas agama bukan satu-satunya orang yang melarikan diri. Bahkan, agama minoritas hanya diwakili dengan proporsi kecil di antara populasi pengungsi di Yordania dan Lebanon," jelasnya.

Lebih dari 1400 pengungsi yang dirujuk ke Australia terkatung-katung

Australia memiliki dua cara untuk menerima pengungsi di bawah kebijakan tambahan yang baru.

Dewan Pengungsi menuduh pejabat imigrasi Australia ‘pilih-pilih’ pengungsi Timur Tengah untuk dimukimkan kembali di Australia. Lebih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close