Ayo Ngaku, Siapa Dorong Jenderal Gatot agar Mau Jadi Capres?
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing mengatakan, sama sekali tidak pernah mendengar ataupun melihat Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo bermanuver politik. Dalam pandangan Emrus, tentara yang akan genap berusia 58 tahun pada 13 Maret 2018 itu semata-mata menjalankan tugas sebagai panglima di angkatan bersenjata.
“Saya melihat justru dia pada garis sebagai panglima,” tegas Emrus kepada JPNN, Minggu (8/10).
Karena itu Emrus menantang pihak-pihak yang menuduh Gatot berpolitik praktis untuk membuktikan tuduhan mereka. Menurutnya, sampai saat ini tidak ada ucapan ataupun perilaku jenderal asal Tegal, Jawa Tengah itu yang menjurus kepada manuver politik praktis.
“Saya ikuti betul tidak ada kalimat dari panglima kita bermanuver. Tidak ada, silakan dicek kalau memang ada yang tahu mana kalimatnya,” kata Emrus.
Bahkan, Emrus menilai pidato Presiden Joko Widodo dan Gatot saat hari ulang tahun (HUT) ke-72 TNI di Cilegon, Banten, 5 Oktober 2017 sangat sinkron. Keduanya, sama-sama menegaskan perihal politik negara.
"Itu yang dipidatokan presiden dan itu pula yang disampaikan panglima,” kata direktur EmrusCorner itu.
Hanya saja, Emrus menduga ada kelompok yang berupaya mendorong Gatot menjadi calon presiden atau wakil presiden pada Pemilu 2019. “Jadi, orang yang mewacanakan, sedangkan dari beliau tidak ada satu kata pun yang eksplisit atau implisit,” katanya.
Namun, lanjut Emrus, secara meta-meaning komunikasi politik, tidak ada simbol verbal ataupun nonverbal dari ucapan dan tindakan Gatot yang bisa dimaknasi sebagai upaya untuk menjadi calon presiden ataupun kandidat wakil presiden. Dia bahkan menantang pihak-pihak yang menuding Gatot mau menjadi capres ataupun cawapres untuk membuktikannya.