Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Bacalah! Resep Umur Panjang dari Desa Sukamulya

Kamis, 28 Februari 2019 – 14:33 WIB
Bacalah! Resep Umur Panjang dari Desa Sukamulya - JPNN.COM
Para lansia di Sukamakmur. Foto: dari radarbogor

Kisah serupa pun diceritakan Rohami (80). Di balik rautan keriput wajahnya, nenek mengenakam ciput hitam bermotif bunga itu juga mengalami masa-masa zaman penjajahan Belanda dan Jepang. “Ngalaman duanana. Walanda jeng jepang (mengalami keduanya. Belanda dan jepang),” tuturnya.

Lalu, untuk rahasia panjang umur para lansia di sana? Tidak ada yang spesial. Seperti ramuan khusus panjang umur. Di sana gen yang kuat akan bertahan, dan yang lemah akan pergi. Hal itu tak lepas dari tingkat kesejahteraan masyarakat di sana yang rendah. Sehingga gen yang kuatlah yang bertahan sampai sekarang.

Jadi alasan penduduk di sana bisa berumur panjang bukan karena rahasia ramuan atau ritual tertentu. Dahulu orang-orang di sana untuk keluar dari bukit desa membutuhkan waktu dua hari dan harus berjalan kaki. Desa ini dulunya terisolir. Karena tidak ada obat, tanpa perawatan medis yang kuat akan bertahan sampai sekarang.

Pun dengan makanan yang dikonsumsi. Tidak ada makanan khusus juga pola hidup sehat. Bahkan, para lansia di sana tidak pernah memikirkan makan dengan lauk pauk empat sehat lima sempurna. Apa yang mereka dapat makan hari itu. Ya, itu yang mereka makan. Itu masih berlaku hingga saat ini.

“Mun tuang mah tuang naon wae. Nu penting halal. Rek jeng lauk, rek jeng hayam, rek jeng daun nya dituang. Tara polah pilih emak mah. (kalau makan ya makan apa saja. Yang penting halal. Mau dengan ikan, mau ayam, mau dengan daun dimakan. Tidak pilah pilih nenek),” ucapnya.

Namun, ada satu yang bisa menjadi rahasia panjang umur para lansia di sana. Apa itu?

Selama hidup, mereka tidak pernah memusingkan hidupnya. Alias tidak banyak pikiran. Mereka hanya memikirkan hari yang mereka jalani saat itu. Jarang, bahkan tidak pernah memikirkan hari esok.

“Tibaheula tara loba mikir isukan kudu kumaha. Nya jalani we ayena. Isukan kumaha isukan deui. Can tentu isukan aya umur (dari dulu jarang banyak berpikir besok harus bagaimana. Ya jalani saja hari ini. Besok bagaimana besok lagi. Belum tentu besok ada umur),“ katanya sambil tertawa. (all/ysp)

Desa itu dihuni para lansia berusia di atas 75 tahun, berkulit keriput, dengan gigi yang tak lagi sempurna. Apa resep umur panjang mereka?

Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close