Bahas Institusionalisasi Parpol, Hasto Sampaikan Pernyataan Penting Megawati Soekarnoputri
Hasto lalu memaparkan sejarah PDIP yang berasal dari Partai Nasionalis Indonesia (PNI) yang didirikan oleh Proklamator Kemerdekaan RI Soekarno.
Di Bandung, pada 4 Juni 1927, Soekarno mendirikan PNI dengan berbasis pada tradisi intelektual, dari pengalaman spirit kemerdekaan berbagai negara bangsa dunia, dan sejarah nusantara.
Basisnya adalah kesadaran dan dialektika tentang mengapa Indonesia harus merdeka setelah terjajah ratusan tahun.
“Karena tradisi pendiri bangsa itu, maka selayaknya PDI Perjuangan dan kadernya juga mengembangkan kepemimpinan intelektual itu dengan belajar teori demokrasi, pemerintahan negara, fungsi parpol, ketahanan politik. Itu semua harus bagian dari kultur PDI Perjuangan, inilah yang membuat partai punya arah masa depannya,” kata politikus asal Yogyakarta, itu.
Hasto lalu memaparkan hasil risetnya yang menemukan bahwa masyarakat memberikan persepsi yang rendah terkait fungsi partai politik seperti fungsi intermediasi hingga agregasi kepentingan rakyat.
Namun, riset juga menemukan bahwa masyarakat memberikan apresiasi terhadap upaya pelembagaan partai politik.
Hasto mengatakan ada empat variabel yang mempengaruhi pelembagaan partai politik, berdasarkan temuan risetnya. Yakni kemampuan partai beradaptasi dengan perkembangan zaman (35,2 persen), kepemimpinan partai (29,6 persen) dan ideologi partai (17,5 persen), serta budaya/organisasi partai (7,4 persen).
“Itu empat hal yang dinilai masyarakat sangat penting dalam pelembagaan partai,” imbuh Hasto.