Bakrie Terpental Lagi dari Orang Terkaya Forbes
Harga Komoditas Masih Murah, Kekayaan Semakin Tergerusjpnn.com - JAKARTA - Majalah Forbes kembali merilis daftar 50 orang paling kaya di Indonesia untuk 2013 ini. Tidak banyak yang berubah dari daftar nama orang terkaya tahun ini bila dibandingkan dengan tahun lalu. Salah satu yang berlanjut adalah nama mantan orang terkaya Aburizal Bakrie kembali absen dari daftar Forbes.
Nama-nama besar seperti R. Budi dan Michael Hartono (pemilik Djarum Group) masih bertengger di posisi teratas orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan USD 15 miliar, disusul urutan kedua Eka Tjipta Widjaja & Family (pemilik Sinar Mas Group) dengan total kekayaan USD 7 miliar, dan di posisi ketiga Anthoni Salim & Family dengan kekayaan USD 6,3 miliar.
Berikutnya, ada Susilo Wonowidjojo & Family dari Gudang Garam dengan kekayaan USD 5,3 miliar di posisi keempat. Sama dengan tahun lalu, nama Chairul Tandjung bertengger di posisi kelima orang terkaya Indonesia dengan jumlah kekayaan USD 4 miliar.
Daftar harta orang terkaya Indonesia itu akan dirilis di majalah Forbes pada awal Desember 2013. Namun, sedikit gambaran mengenai siapa jawara terkaya di Indonesia sudah dirilis di website-nya mulai kemarin.
Dijelaskan, kebangkitan ekonomi Indonesia dengan sedikit kendala pertumbuhan di bawah enam persen pada kuartal ketiga tahun 2013 berpengaruh. Forbes menyebutnya sebagai pertumbuhan ekonomi Indonesia paling lambat dalam hampir empat tahun terakhir.
Itu mengakibatkan penurunan permintaan ekspor dan harga komoditas seperti batu bara sebagai komoditas untuk pundi-pundi pemasukan utama banyak konglomerat Indonesia.
Forbes mengungkapkan, tahun ini ada tiga pendatang baru orang terkaya Indonesia dan tujuh nama lainnya keluar dari daftar. Salah satu di antara orang terkaya pendatang baruadalah Jogi Hendra Atmadja, pemilik Mayora Group, yang sahamnya telah melonjak dalam setahun terakhir.
Berdasar daftar orang terkaya Indonesia yang dirilis Forbas kemarin, nama Aburizal Bakrie untuk kali kedua hilang. Ical -sapaan akrab pemilik Grup Bakrie itu- gagal menembus daftar 50 orang terkaya versi Forbes Asia.
Memang, selama empat tahun beturut-turut peringkat Bakrie sebagai orang paling kaya di Indonesia terus menurun hingga akhirnya tak berhasil masuk daftar Forbes pada 2012 dan 2013.
Majalah Forbes 2010 mencatat Aburizal Bakrie sebagai orang terkaya Indonesia peringkat ke-10, selanjutnya (2011) bergeser di posisi ke-30. Pada 2010 Ical berada di bawah Putra Sampoerna dengan kekayaan USD 2,3 miliar. Saat itu Sampoerna menduduki peringkat ke-9.
Para analis mengatakan, kekayaan keluarga Bakrie jatuh karena strateginya untuk meningkatkan aset pribadi. Strategi itu terlihat dari aksi di perusahaan batu bara miliknya, Bumi Resources. Bakrie berupaya sekuat tenaga memperoleh pinjaman, tapi kemudian tak mampu membayar cicilan saat harga-harga saham ambruk.
Saham Bumi Plc milik keluarga Bakrie bersama Nathaniel Rothschild yang terdaftar di London sejak 2011 tercatat merosot tajam, yakni hingga 70 persen. Keluarga tersebut justru mengklaim terjadi kesalahpahaman manajemen dengan Rothschild dan berusaha membeli sahamnya kembali.
Menurut penelusuran Forbes, seluruh perusahaan keluarga Bakrie diprediksi mencapai USD 1 miliar dalam bentuk aset publik. Sementara itu, PT Bakrie & Brothers, perusahaan pemegang aset bisnis keluarga Bakrie, tak lagi bisa masuk daftar Forbes karena jumlah aset dan utangnya yang masih menuai banyak pertanyaan.
Pendiri Independent Research & Advisory Indonesia Lin Che Wei mengungkapkan, lewat penelitiannya, sepuluh perusahaan utama Bakrie memiliki utang USD 7,84 miliar. "Nilai asetnya anjlok karena pergerakan harga komoditas. Saat harga-harga naik, mereka menggandakan taruhannya. Namun, sulit bagi mereka untuk menjual saham guna melunasi utang-utangnya karena banyak saham yang diberikan kepada peminjam di level holding," ungkap Lin.
Sebelumnya perusahaan keluarga Bakrie berhasil bertahan dari hantaman krisis finansial 1998 dan krisis global pada 2008. Meski begitu, saat ini Bakrie sepertinya menghadapi tekanan lebih berat.
Meskipun demikian, Ical yang juga dipercaya sebagai ketua umum Partai Golkar berjanji melunasi sisa pembelian tanah warga Sidoarjo korban lumpur Lapindo. Diperkirakan, utang Bakrie yang masih tersisa sekitar Rp 300 miliar. Pelunasan akan dilakukan sebelum Pilpres 2014.
Menurut anggota DPR dari Fraksi Golkar Tantowi Yahya, Ical saat ini sedang mengumpulkan uang untuk membayar sisa pembelian tanah warga senilai Rp 300 miliar tersebut.