Balittri Kementan Kembangkan Biodiesel B100 Untuk Kendaraan Bermotor
jpnn.com, JAKARTA - Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) Kementerian Pertanian (Kementan) berencana mengembangkan pemanfaatan bahan bakar biodesel 100 persen atau B100. Pengembangan ini dilakukan bersama dengan Kementerian ESDM.
Kepala Balittri Kementan Deden Syafaruddin mengatakan, sejauh ini, sejumlah peralatan dan kendaraan mereka telah memakai bahan bakar B100. Diharapkan, hal ini bisa berkembang dan B100 bisa dipakai kendaraan bermotor untuk menjawab tantangan global.
BACA JUGA: Kementan: Biodiesel Arahan Jokowi Menghemat Bahan Bakar 30 Persen
Deden mengatakan, komponen terpenting dalam pengembangan B100 adalah reaktor yang mampu mengolah minyak nabati menjadi B100 dan memenuhi standar SNI. Salah satu reaktor biodiesel di instalasi Balittri adalah multifungsi. Kapasitasnya mampu mengolah 400 liter per lima jam.
“Reaktor itu dilengkapi methanol recovery dan memiliki monitor display untuk melihat pemisahan biodiesel dari gliserol dalam tabung pemisah di bawah tabung reaktor,“ kata dia dalam keterangan resmi, Kamis (9/5).
Adapun B100 yang dipakai Kementan selama ini berasal dari crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah. B100 berbahan CPO ini telah dianalisis di Laboratorium Lemigas dengan hasil telah memenuhi spesifikasi Biodiesel SNI 7182-2015.
Pengembangan B100 dari CPO ini merupakan langkah strategis pemerintah untuk dapat mengontrol harga ekspor dan impor minyak sawit dunia. Sekaligus salah satu jalan keluar adanya black campaign dari masyarakat Eropa terhadap persawitan Indonesia.
Selain itu, Balittri juga tidak hanya menghasilkan B100 berbahan baku CPO, akan tetapi telah menghasilkan B100 dari berbagai macam tanaman penghasil biodiesel. Seperti kemiri sunan, jarak pagar, biji karet, bintaro, nyamplung, pongamia, kepuh dan kesambi.