Bambang Brodjonegoro Ingin Ada Sinergitas Peneliti ABG
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Ka BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, untuk menjadi bangsa yang berdaya saing dan masuk 10 besar ekonomi dunia, Indonesia harus bertransformasi menjadi negara Innovation-Driven Econom.
"Salah satu hal yang sangat penting adalah menerapkan konsep dan menjalankan program ekonomi berbasis inovasi," kata Bambang saat kunker ke Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Rabu (18/12).
Dia mengatakan, Indonesia perlu segera memperbaiki dan meningkatkan kinerja ekosistem Sistem Inovasi Nasional, agar mampu melahirkan lebih banyak lagi produk inovasi yang mendunia dan menjadi brand nasional.
Menteri Bambang menjelaskan, dalam pelaksanaan riset dan inovasi membutuhkan optimalisasi kerja sama antara peneliti dari Perguruan Tinggi/lemlitbang (Academicians/researchers), dunia usaha/industri (Businesses), serta Pemerintah (Government). Atau yang biasa dikenal sebagai sinergitas 'Triple Helix'. Di mana semua elemen 'triple helix' berperan sesuai dengan kompetensi dan kapasitasnya.
Sinergitas yang kuat antara tiga elemen ABG ini sangat penting untuk memperkecil “lembah kematian” antara produk riset dan produk inovasi.
"Untuk mengoptimalkan ekosistem riset, teknologi dalam rangka meningkatkan produk-produk inovasi, maka Pemerintah (Kemenristek/BRIN) akan melanjutkan program-program dukungan kebijakan, kelembagaan untuk membangun dan mengoptimalisasikan Pusat Unggulan Iptek (PUI) dan Kawasan Sains dan Teknologi (KST) baik yang sudah ada maupun yang baru, melalui pendanaan/insentif riset dan inovasi," jelas Menteri Bambang.
Dia mengapresiasi berbagai produk inovasi yang telah dihasilkan oleh UGM dan berharap UGM ke depannya dapat lebih banyak lagi menghasilkan beragam produk-produk inovasi yang berdaya saing dan dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian nasional. (esy/jpnn)