Bambang Soesatyo Dorong Peningkatan Kerja Sama Ekonomi Indonesia-Libya
Nilai perdagangan tertinggi antara Indonesia dengan Libya tercatat pada 2012 mencapai USD 576,5 juta.
"Selain menawarkan kerjasama eksplorasi minyak bumi di berbagai block lainnya, Libya juga sangat terbuka terhadap peningkatan kerjasama ekonomi di berbagai bidang. Salah satunya, Libya tertarik untuk take over kredit pesawat dari Garuda maupun Lion Air untuk memperkuat armada maskapai mereka," jelas Bamsoet.
Kepala Badan Penegakan Hukum, Keamanan, dan Pertahanan KADIN Indonesia ini menerangkan, Indonesia bisa menjadikan Libya sebagai salah satu pintu masuk dalam memperluas pasar komoditas unggulan Indonesia mencapai Eropa.
Mengingat letak geografis Libya sangat strategis, sekitar satu jam penerbangan ke Italia dan berbagai negara Eropa lainnya.
Bamsoet juga menyampaikan, komoditi utama ekspor Indonesia ke Libya antara lain plywood, karet, besi, dan baja, sabun, glassware, kertas, furniture, rempah-rempah dan alas kaki.
"Produk yang potensial untuk dikembangkan antara lain teh, kopi, produk makanan, barang dari plastik, farmasi, kertas stationeries, elektronik, minyak nabati, suku cadang mobil dan produk mesin," sebut Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menambahkan, investasi langsung (FDI) Libya ke Indonesia tercatat sebesar USD 15 juta oleh PT. Solar Sahara Investment (PT. SSI) dalam bentuk pendirian pabrik ban dalam, pabrik pipa PVC, dan proyek pembiakan ikan laut di Bali.
Pemerintah Indonesia juga bisa menawarkan kepada Libya untuk menaikan nilai investasinya, seiring dengan banyaknya peluang kerjasama yang bisa digarap, baik dari sektor infrastruktur, telekomunikasi hingga pertanian.