Bamsoet Ajak Parlemen Dunia Perkuat Kerja Sama Lintas Sektor
Pertemuan WPFSD ini membahas topik Menuju Energi Berkelanjutan untuk Semua.
Selain itu, ikut serta lima negara observer yaitu Belarus, Tiongkok, Nigeria, Papua New Guinea, dan Qatar.
Tak ketinggalan, organisasi internasional serta pemerintahan juga turut hadir. Antara lain ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA), Ernst & Young, Geneva Council for International Affairs and Development (GCIAD), United Nations Environment Programme (UNEP), Westminster Foundation for Democracy (WFD), dan Women Political Leader Global Forum (WPL).
"Penetapan tujuan pembangunan global (SDG) dan Paris Agreement mengenai perubahan iklim pada tahun 2015 lalu telah mengidentifikasi energi sebagai salah satu sektor utama bagi pencapaian pembangunan berkelanjutan. PBB juga telah menetapkan tahun 2030 sebagai target waktu untuk memastikan akses ke energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan dan modern bagi semua," jelas Bamsoet.
Wakil ketua umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia ini menuturkan, permintaan energi semakin meningkat seiring peningkatan jumlah penduduk dan pembangunan yang terus berkembang.
Ketergantungan terhadap energi fosil terutama minyak bumi menimbulkan kekhawatiran mengingat energi tersebut bukan energi yang terbarukan.
"Potensi energi terbarukan seperti biomasa, panas bumi, energi surya, energi air, dan energi angin cukup besar. Hanya saja sampai saat ini pemanfaatannya masih sangat terbatas," lanjut Bamsoet.
Mantan Ketua Komisi III DPR RI ini menilai pemanfaatan energi terbarukan yang masih terbatas disebabkan banyak faktor.