Bamsoet: Bangsa Indonesia Harus Bangga Memiliki Pancasila
"Sedangkan 'konstitusi yang bekerja' adalah konstitusi yang senantiasa dijadikan bahan rujukan dan panduan dalam setiap pengambilan kebijakan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan kembali kepada konstitusi, kita tidak saja dapat mengetahui dan melakukan koreksi atas pelaksanaan prinsip-prinsip dasar kehidupan bersama, struktur-struktur organisasi negara beserta mekanisme penyelenggaraannya. Namun, lebih jauh, melalui nilai-nilai konstitusi, kita juga dapat mempersiapkan gambaran tingkat peradaban bangsa kita ke depan," urai Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini mengingatkan penting dicermati bersama, bahwa seiring laju perkembangan zaman, tantangan kebangsaan dewasa ini muncul dengan berbagai dimensinya.
Di antaranya, melemahnya rasa toleransi dalam keberagaman, demoralisasi generasi muda bangsa, memudarnya identitas dan karakteristik bangsa, masih tingginya kesenjangan sosial, hingga masalah ancaman kedaulatan negara di tengah cengkeraman hegemoni ekonomi-politik dunia.
"Dalam upaya menghadapi berbagai tantangan kebangsaan tersebut, diperlukan langkah-langkah terobosan yang bijak dan strategis, yang disertai kesadaran pentingnya membangun paradigma kebersamaan sebagai sebuah bangsa. Dalam masyarakat Indonesia yang sangat majemuk, salah satu kata kunci yang tidak boleh dilupakan untuk membangun paradigma kebersamaan adalah toleransi. Toleransi haruslah menjadi kebutuhan bagi kita karena kebhinnekaan adalah elemen pembentuk bangsa," tutur Bamsoet.
Wakil Ketua Umum SOKSI ini bersyukur di Tapanuli Utara dapat merasakan dan menyaksikan langsung implementasi nilai-nilai toleransi dalam praktik nyata, dan bukan sekedar retorika. Sekedar contoh sederhana, misalnya banyak ditemui rumah makan yang menyediakan menu khusus bagi wisatawan muslim. Atau keberadaan masjid di setiap kecamatan yang bisa digunakan untuk beribadah bagi umat muslim.
"Satu hal yang perlu kita pahami bersama, bahwa toleransi terbangun oleh kesediaan sikap saling menerima dan saling menghormati. Karenanya, sikap toleransi ini pun tetap dibangun dalam kerangka menghormati kearifan lokal dan budaya setempat. Sebagaimana ungkapan peribahasa, di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung," imbuh Bamsoet.
Lebih jauh, Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini mendukung perubahan Institut Agama Kristen Negeri Sipohon Tapanuli Utara menjadi Universitas Negeri Tapanuli Raya. Sehingga, pembangunan kualitas SDM di wilayah Tapanuli tidak kalah dengan daerah lain di Indonesia.
"Dengan adanya Universitas Tapanuli Raya akan melahirkan multiple effect, antara lain peningkatan akses pendidikan tinggi dan kualitas SDM dalam rangka percepatan pembangunan ekonomi delapan kabupaten di kawasan Danau Toba. Selain mendukung Danau Toba sebagai destinasi pariwisata dunia," pungkas Bamsoet. (ikl/jpnn)