Bamsoet Dorong Pelaku Usaha di Bali Digitalisasi Produk Dagangan
Akomodasi makanan dan minuman mengalami dampak yang buruk dengan minus 9,11 persen, industri pengolahan minus 7,95 persen, transportasi pergudangan minus 6,21 persen, konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) minus 4,67.
Hanya ekspor luar negeri yang masih tetap tumbuh positif 21,87 persen.
"Masih tumbuhnya ekspor luar negeri menjadi pertanda bahwa Bali tak dilupakan dunia. Ini menjadi peluang dan pertanda bagi para pelaku usaha kerajinan untuk mendigitalisasi usaha mereka guna memperluas pangsa pasar ekspor. Walaupun turis asing belum bisa berlibur ke Bali, mereka masih bisa berbelanja barang kerajinan secara online. Sehingga pengusaha kerajinan tak hanya mengandalkan berjualan secara konvensional dengan memajang hasil usaha di pinggir jalan saja," tutur Bamsoet.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menegaskan membangkitkan ekonomi berbasis pariwisata di tengah situasi pandemi bukanlah pekerjaan yang mudah.
Masyarakat masih takut dengan Covid-19, namun juga sudah rindu ingin menikmati indahnya berwisata.
"Di sinilah tantangannya bagi Bali untuk mendapatkan kepercayaan publik. Bali harus menunjukkan keseriusan menekan penyebaran Covid-19. Selain mengandalkan keramahan, Bali juga harus menerapkan konsep bersih, sehat, aman dan ramah lingkungan. Karena itu, dari mulai masyarakat, pelaku industri, hingga pemerintah daerah harus satu irama," pungkas Bamsoet. (*/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini: