Bamsoet Dukung Sikap Presiden Erdogan dan Kecaman Keras Jokowi ke Emmanuel Macron
jpnn.com, ANKARA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) melawat ke Turki memenuhi undangan Ketua Majelis Agung Nasional atau Ketua Parlemen Turki, H.E. Mr. Mustafa Sentop.
Dalam lawatannya, Bamsoet menyampaikan dukacita mendalam atas musibah gempa bumi yang menghantam Laut Aegean, sehingga berdampak ke beberapa wilayah di Turki, khususnya Izmir, pada 30 Oktober 2020 yang lalu. Hingga kini tercatat sudah 79 warga meninggal dunia, dan 962 orang terluka.
"Bangsa Indonesia mendoakan dan mendukung agar semua proses recovery pascagempa dapat berjalan lancar. Sehingga, masyarakat yang terdampak dapat segera pulih dan bangkit dari musibah tersebut," kata Bamsoet saat bertemu Ketua Majelis Agung Nasional Turki, H.E. Mr. Mustafa Sentop, di Ankara, Turki, (3/11).
Dalam kunjungan ini Bamsoet didampingi sejumlah Wakil Ketua MPR RI antara lain Syarief Hasan dan Fadel Muhammad, serta anggota MPR RI dari Unsur DPR RI Mohammad Ichsan Firdaus dan unsur DPD RI Djafar Alkatiri.
Mantan ketua DPR RI itu menjelaskan, dalam pertemuan pertemuan, pimpinan MPR RI mendukung sikap tegas Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang mengecam keras pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Macron dalam penyataannya dinilai menghina agama Islam dengan mengatakan Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia. Dia juga mendukung pemuatan karikatur Nabi Muhammad SAW oleh tabloid di negaranya.
"Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, memang sudah sepatutnya Indonesia mendukung kecaman keras Presiden Erdogan terkait pernyataan Presiden Prancis yang dinilai menghina Islam. Sebagai Pimpinan MPR RI, saya juga mendukung sikap tegas Presiden RI Joko Widodo yang turut mengecam keras pernyataan Presiden Prancis yang berpotensi memecah belah kerukunan antar umat beragama di dunia," tegas Bamsoet.
Wakil ketua umum Partai Golkar itu menuturkan, Indonesia memiliki kepentingan untuk menyuarakan perdamaian. Sebab, agama apa pun tidak pernah mengajarkan untuk saling menghina agama lain ataupun berbuat kekerasan.