Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Bamsoet Tegaskan Tidak Ada Pasukan Khusus BIN Bernama Rajawali

Selasa, 15 September 2020 – 10:14 WIB
Bamsoet Tegaskan Tidak Ada Pasukan Khusus BIN Bernama Rajawali - JPNN.COM
Ketua MPR Bambang Soesatyo. Foto: ANTARA/HO-Humas MPR

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR Bambang Soesatyo menegaskan tidak ada pasukan khusus bentukan Badan Intelijen Negara (BIN) yang ramai menjadi polemik di masyarakat setelah dirinya mengunggah video di akun Instagramnya.

"Video yang saya unggah di akun Instagram saya itu adalah demonstrasi para taruna-taruni Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) yang baru selesai pendidikan dengan berbagai keahlian khusus tersebut, mempertunjukkan kemahirannya," kata pria yang karib disapa Bamsoet dalam keterangannya, Selasa (15/9).

Menurut dia, para taruna-taruni STIN itu menamakan dirinya Pasukan Khusus Rajawali di dalam acara saremoni Inaugurasi Peningkatan Statuta STIN dan Peresmian Patung Bung Karno di STIN, Sentul, Bogor, pekan lalu.

Bamsoet mengaku bangga dan mendukung penuh prestasi para taruna-taruni STIN seperti yang dipertunjukkan secara luar biasa di hadapannya dan para undangan khusus lainnya sebagai bentuk prestasi pencapaian puncak pendidikan mereka selama di STIN.

"Tidak hanya kemahiran menggunakan berbagai jenis senjata laras pendek dan laras panjang, tapi juga kemahiran menjinakkan bom, membebaskan sandera, terjun dari atas gedung memakai tali dan memperagakan kemahiran bela diri tangan kosong Tarung Derajad, menaklukkan penyerang 20 orang bersenjata tajam seorang diri," ujarnya.

Menurut dia, seharusnya masyarakat bangga memiliki putra-putri dengan kemahiran yang tidak kalah dengan kemampuan badan-badan intelijen dunia yang mempunyai tim taktis yang memang sewaktu-waktu.

Dia menilai apabila diperlukan para taruna-taruni jebolan STIN tersebut siap dipergunakan dalam operasi khusus oleh Kementerian Pertahanan RI dan TNI sesuai dengan amanat undang-undang.

"Bagi saya, intelijen yang mumpuni, selain menjadi mata dan telinga negara serta mahir dalam menganalisa informasi juga harus terampil melakukan penyusupan, penyamaran, propaganda, agitasi, provokasi, menggelar operasi rahasia dan mampu melakukan pertempuran baik perorangan sebagai pertahanan diri maupun sebagai kelompok untuk melumpuhkan musuh di medan yang rumit dan sulit," katanya.

Pasukan khusus bentukan Badan Intelijen Negara (BIN) ramai menjadi polemik di masyarakat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News