Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Bandar Narkoba Pilih Menyerah daripada Mati

Kamis, 21 Juli 2016 – 20:21 WIB
Bandar Narkoba Pilih Menyerah daripada Mati - JPNN.COM
Rodrigo Duterte. FOTO: AFP

Sebagai orang yang dekat dengan peredaran narkoba, Roni tahu betul seperti apa mudahnya mendapatkan barang haram itu. Apalagi di Manila sebagai ibu kota. Narkoba bahkan bisa didapatkan di warung-warung kecil di jalan. Saat Duterte menjadi orang nomor satu di Filipina, jumlah penjual menurun.

Ke mana mereka? Ronilo mengatakan dengan tegas: menyerahkan diri. Kesaksiannya bukan omong kosong. Daily Mail melaporkan, sekitar 60 ribu bandar narkoba menyerahkan diri. Mereka tidak mau mati konyol atas titah yang dikeluarkan Duterte. Yakni, warga boleh membunuh penjual dan pemadat.

''Orang-orang jadi takut dan sadar untuk tidak melakukan itu lagi. Puluhan ribu bandar menyerahkan diri,'' katanya. Karena itulah, dia menyebut pemerintahan Duterte lebih memberikan hasil nyata soal perang terhadap narkoba. Dia optimistis, pemimpin koboi tersebut bisa membawa Filipina jauh lebih baik.

Apa yang disampaikan Roni benar-benar terjadi. Berita terbaru, bandar narkoba menjadi sasaran pembunuhan seperti yang terjadi di Tuguegaro City. Ada sepuluh pengedar yang dibunuh orang tidak dikenal. Di Albay, Region Bicol, 6.685 penjual obat bius dan pengguna menyerahkan diri.

Jual beli narkoba di Filipina memang sangat mudah. Romeo Moriano, pekerja yang ditemui di kompleks City Hall, Kota Quezon, menyebut para sopir taksi maupun jeepney (angkutan kota) biasanya memakai narkoba. Dia tahu betul karena pernah menggunakannya. ''Sopir jeepney paling banyak,'' katanya.

Sebagai pengguna, dia menyebut sabu-sabu dan ganja paling banyak dikonsumsi. Narkoba paling mahal yang pernah dia tahu adalah ekstasi. ''Sabu-sabu murah, sekitar PHP 50 sampai PHP 100 (Rp 17.500 sampai Rp 35.000) per paket. Ada berbagai macam rasa,'' katanya.

Peredaran narkoba di Filipina memang mengerikan. Pemerintah perlu bekerja keras karena The Philippine Drug Enforcement Agency (PDEA) atau BNN-nya Filipina memperkirakan, saat ini ada 1,8 juta orang yang terlibat dalam jaringan pengedar narkoba. Pelakunya naik 100 ribu orang karena pada 2009 survei menyebut 1,7 juta orang.

Gaya kepemimpinan Duterte yang kerap disebut ekstrem justru memiliki pendukung. Team leader penjualan salah satu merek fashion di Manila, April Abendan, 29, salah satunya. 

Laporan wartawan JAWA POS, DHIMAS GINANJAR dari Manila  MANILA - Sudah hampir sebulan Filipina berada di bawah kepemimpinan Rodrigo Duterte,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close