Bangsa Besar versus Cabai
Minggu, 25 Juli 2010 – 00:42 WIB
Logika yang terjadi di lapangan adalah, ketika panen lokal Agustus nanti, harga cabai akan turun. Konsumen tertawa, tetapi petani cemberut. Petani tetap menggigit jari, baik saat panen maupun ketika harganya membubung yang semata mengutungkan pedagang pada Juni-Juli lalu.
Oalah. Cabainomics (ekonomi cabai) ternyata sangat serius. Terbukti dari waktu ke waktu petani kita tetap dimarjinalkan. Secara berkala, cabai juga memancing inflasi. Katanya, kita sebuah bangsa yang besar, tetapi belum mampu mengatasi urusan cabai. (***)