Bangun dari Tidur Panjang, Jet Sukses Mengguncang Bali
jpnn.com - Jet memang sudah bubar pada 2012. Namun, pesona band asal Australia itu tetap memancar kuat di ajang Soundrenaline 2017 di Garuda Wisnu Kencana, Badung, Bali.
Tampil di panggung utama hari pertama, Sabtu malam (9/9), band beranggota Nic Cester, Chris Cester, Cameron Muncey, dan Mark Wilson itu mengajak fans bernostalgia dengan lagu-lagu yang ngetop di awal dekade 2000-an.
Naik panggung hampir tengah malam, Jet mengentak panggung dengan irama musik rock yang kental lewat Cold Hard Bitch.
’’Kami dari Australia, tapi baru kali ini kami ke Indonesia,’’ ucap Muncey, lead guitarist, dengan agak malu-malu. Tidak apa-apa, dimaafkan. Fans tetap antusias menanti lagu-lagu mereka berikutnya.
Kali terakhir Jet merilis album adalah Shaka Rock pada 2009 silam. Setelah itu, mereka hiatus hingga mengumumkan reuni pada akhir 2016 lalu.
Kembalinya mereka dari tidur panjang tersebut ditandai dengan konser di Australia pada awal 2017. Serta perilisan ulang album Shine On (2006) dan Get Born (2003).
Nah, April lalu, Jet membuat surprise dengan merilis lagu My Name is Thunder. Lagu itu tersedia dalam dua versi. Versi pertama diproduseri Chris Cester sendiri.
Sedangkan versi kedua merupakan hasil kolaborasi dengan The Bloody Beetroots. Pada versi pertama, kita masih bisa mendengar entakan musik rock yang dipadu dengan sedikit sentuhan house music. Namun, pada versi kedua, ada rasa EDM yang asyik.