Bangun Kapasitas Petani Kopi di Subang, LPEI Pelopori Program Desa Devisa
jpnn.com, SUBANG - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank mempelopori program Desa Devisa di Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing komoditas, yang dihasilkan wilayah sekitarnya.
Program yang berbasis pemberdayaan masyarakat ini akan mendorong kemandirian petani kopi melalui rangkaian pelatihan, pendampingan serta pemanfaatan jasa konsultasi, sehingga mampu merambah pasar ekspor kopi dunia dengan produk berkualitas.
Para petani kopi yang jumlahnya lebih dari 200 orang dan bernaung di bawah binaan Koperasi Gunung Luhur Berkah di Subang ini akan mendapatkan program pelatihan dan pendampingan selama enam bulan ke depan.
Programnya meliputi pelatihan mengenai teknik budidaya dan pengolahan kopi, perluasan akses pasar ekspor, penyusunan laporan keuangan, dan peningkatan kapasitas produksi, dan LPEI akan bekerja sama dengan Koperasi Gunung Luhur Berkah (GLB) dalam proses pendampingan.
Pendampingan akan diberikan kepada petani di enam desa yaitu Cisalak, Nagrak, Cupunagara, Darmaga, Sukakerti, dan Pasanggrahan dengan produk unggulan kopi Arabika (Java Preanger) dan Robusta. Penerima manfaat langsung dari program pendampingan ini mencapai 208 petani kopi.
Kapasitas produksi keenam desa mencapai lebih dari 100 ton biji kopi setiap tahunnya dengan luas kebun 140 hektar.
“Kami cukup yakin dengan potensi Subang dengan komoditas kopinya dan berharap melalui program pelatihan selama enam bulan ke depan dapat meningkatkan kapasitas petani, sehingga kualitas biji kopinya juga dapat memenuhi kebutuhan ekspor,” ujar Direktur Eksekutif LPEI, D. James Rompas pada acara peluncuran Desa Devisa Kopi Subang, yang diselenggarakan secara virtual, Senin (12/7).
James Rompas juga berharap, kolaborasi yang terjalin antara Koperasi Gunung Luhur Berkah dan Pemerintah Daerah Subang bisa menjadi salah satu solusi awal di tengah kondisi pandemi yang kita hadapi.