Bangun KBD di Lebak dan Bogor, KLHK Perlu 800 Ribu Bibit
jpnn.com, LEBAK - Sekretaris Direktorat Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung (PDASHL) Yuliarto Joko Putranto KLHK mengatakan, dalam melakukan penanganan pasca-bencana di Lebak, Banten dan Bogor, Jawa Barat, pihaknya telah menyiapkan banyak program.
Salah satunya adalah pembuatan Kebun Bibit Desa (KBD) dan konstruksi Konservasi Tanah dan Air (KTA).
Yuliarto mengatakan, pihaknya telah menyediakan 400 ribu bibit yang ditempatkan di tiga Persemaian Sementara. "Dari hasil perhitungan, secara keseluruhan memerlukan 1,2 juta batang, sehingga masih memerlukan 800 ribu bibit lagi,” tutur Yuliarto di Manggala Wanabakti, Rabu (15/1).
Penanaman dan bangunan KTA berupa dam penahan, gully plug, penguat tebing, Eco-Hidrolika, dan Instalasi Pemanenan Air Hujan (IPAH) difokuskan pada areal terdampak, lahan kritis, Fasum/Fasos, dan daerah tangkapan air. Penanaman dilaksanakan oleh masyarakat dengan biaya insensif penanaman, serta disiapkan pendamping untuk tiap desa.
KLHK akan membangun KBD masing-masing di Kabupaten Bogor yaitu Kecamatan Sukajaya (14 unit), Kecamatan Cigudeg (4 unit), Kecamatan Nanggung (2 unit), dan Kabupaten Lebak yaitu Kecamatan Cipanas (8 unit), Kecamatan Lebakgedong (12 unit), Kecamatan Sajira (2 unit), dengan kapasitas per unit KBD 60.000 batang.
Khusus untuk kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Wiratno mengatakan KLHK menyiapkan areal penanaman seluas 2.500 Ha.
“Kami juga memberikan dukungan dalam pelaksanaan pembangunan KTA maupun penanaman tanaman adaptif khususnya di kawasan TNGHS, selain meningkatkan early warning system. Yang penting juga kami akan melakukan evaluasi kesesuaian fungsi TNGHS,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumberdaya Hutan (IPSDH) Belinda Arunawati Margono menambahkan beberapa informasi mengenai penyebab kejadian banjir dan tanah longsor. Dia menyampaikan bahwa kejadian ini harus dipandang dari sudut bentang alam di lokasi terdampak sebagai sebuah kesatuan yang saling mempengaruhi.