Banjir Sudah Sebulan, Ratusan Rumah Terendam, Akses Putus
”Karena rata-rata warga petani karet, rotan, atau pengumpul hasil hutan. Karena banjir terus-terusan, mereka sekarang akhirnya tidak bisa bekerja untuk mencari nafkah keluarga," tambah Pimanto.
Karena itu, sejak dua pekan terakhir, dirinya mulai mengusahakan pengumpulan bantuan, terutama kepada pemerintah daerah.
Namun, keterbatasan anggaran hingga belum ditetapkannya wilayah Tasik Payawan sebagai darurat banjir malah menjadi kendala.
”Bagaimana mau mengucurkan bantuan, sedangkan sampai saat ini belum dinyatakan sebagai darurat musibah banjir. Padahal, wilayah kam sudah sebulan ini kebanjiran," ujar mantan camat Katingan Hilir itu.
Beruntung, usulan bantuan itu mendapat respons positif dari Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Kalteng di Kota Palangka Raya.
Awalnya, kecamatan mengusulkan bantuan beras sejahtera (dulunya raskin) sebanyak 400 kepala keluarga terdampak musibah banjir.
Namun, pada akhirnya cuma terealisasi sebanyak 298 KK.
”Masyarakat yang merasa mampu bertoleransi, mereka ikhlas menyerahkan bantuan kepadanya untuk diberikan kepada warga yang benar-benar membutuhkan (miskin)," kata Pimanto.