Bank BJB Masih Jadi Andalan Pemprov Jabar
Untuk meningkatkan performa BUMD, Pemprov Jabar kemudian melakukan beberapa tindakan. Antara lain menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) di bidang BUMD sampai kepada Rencana Kerja (Renja). Renja ini ditetapkan bersamaan dengan forum Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
”Hal lainnya yang coba kami dorong adalah sinergitas dan kolaborasi dengan berbagai pihak baik itu dengan pemerintah, sesama BUMD, BUMN, maupun pihak swasta lainnya, dalam berbagai forum kegiatan,” kata Kepala Humas dan Protokol Pemda Jawa Barat Hermansyah belum lama ini.
”Sedangkan dalam fungsi pengawasan dan pengendalian, kami bersama dengan BUMD terkait menyusun SOP terkait dengan tugas dan fungsi masing-masing BUMD. Juga secara aktif dalam periode tertentu melakukan penilaian atas kinerja BUMD terkait,” sambungnya.
Untuk pembiayaan BUMD, kata Hermansyah, Pemprov Jabar melakukan penyertaan modal yang bersumber dari APBD yang sesuai dengan porsi kepemilikan saham/modalnya di BUMD.
Selain itu, Pemda Jawa Barat juga melakukan mediasi/fasilitasi untuk perolehan alternatif pembiayaan bagi BUMD di luar equity, khususnya untuk penugasan.
Jika setelah penilaian ditemukan hasil yang tidak memuaskan, dimungkinan untuk dilakukan peleburan/penggabungan BUMD.
Menurut dia, keterlibatan BUMD di Jawa Barat secara umum bernilai positif, sebagai salah satu sumber PAD dan menjadi aktor dalam pembangunan di Jawa Barat di berbagai sektor.
Antara lain: aksesibilitas (infrastruktur jalan tol), energi, telekomunikasi, dan lain-lain. Kemudian, sebagai sumber PAD dan aktor pembangunan, BUMD milik Pemda Jawa Barat melakukan optimalisasi terhadap aset pemerintah daerah, terutama dalam bidang properti seperti hotel, mal, dan pertokoan.