Bantu Bu Risma, BIN Terus Genjot Kegiatan Rapid Test Massal di Surabaya
Syafei mengharapkan, dengan ditambahnya jumlah kit rapid test hingga 2.000, bisa menekan penyebaran COVID-19 di Surabaya.
"Untuk sementara cukup menampung terutama daerah zona merah untuk melaksanakan rapid test sehingga kapasitasnya kami perbanyak, sehari satu tempat bisa 1.000 orang, jadi dua tempat bisa 2000 orang," lanjutnya.
Syafei menegaskan bahwa rapid test massal memang digenjot di Surabaya karena persentase penyebaran cukup tinggi.
“Di Surabaya ini persentase penyebaran 50 persen dari jumlah penderita COVID-19 yang ada di Jatim sehingga pimpinan BIN melihat perlu Surabaya menjadi prioritas penanganan untuk memutus rantai COVID-19,” tegasnya.
Selain itu, BIN juga meminta agar Pemkot Surabaya bisa melokalisir penderita COVID-19 yang positif kemudian diisolasi dan ditangani dengan protokol kesehatan sehingga tidak menyebar ke seluruh wilayah.
Sementara itu, Head of Medical Intelligence Sri Wulandari menyampaikan update hasil rapid test sementara di Surabaya sejak pukul 07.00 hingga 14.00 WIB.
Di lokasi pertama rapid test di Jalan Gresik PPI, sebanyak 510 warga telah mengikuti rapid test COVID-19. Dari jumlah itu, 48 orang hasilnya reaktif.
Kemudian di lokasi kedua yakni di Terminal Manukan, sebanyak 736 warga telah mengikuti rapid test. Dari jumlah itu, 105 orang hasilnya reaktif.