Banyak Calon Haji Bingung, Nyasar di Madinah
jpnn.com - MADINAH – Kota Madina semakin padat, seiring mengalirnya ribuan calon jamaah haji (CJH) yang mulai berdatangan. Hal itumulai memunculkan masalah.
Berdasar pantauan petugas panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH), setiap malam puluhan jamaah kebingungan ketika pulang ke pemondokan setelah arbain (salat 40 waktu berturut-turut) di Masjid Nabawi.
”Saya baru saja menolong tiga jamaah dari Purwokerto dan seorang jamaah dari Cilacap yang kesasar sepulang dari masjid,” ujar Hastoro, personel PPIH yang bertugas memantau pergerakan para jamaah di sekitar Masjid Nabawi. Jamaah yang ditolong Hastoro itu tinggal di Hotel Azzahra yang lokasinya sekitar 3 kilometer dari Masjid Nabawi.
”Kasihan mereka, sudah lansia, sudah jalan jauh, tapi gak sampai-sampai ke hotel karena kesasar,” ujar Hastoro.
Wawan Rubiyanto, petugas PPIH lainnya, juga mengatakan baru saja membantu jamaah asal Bangkalan yang kehilangan istri setelah salat bersama di Masjid Nabawi.
”Saat saya temukan, dia kebingungan,” ujarnya. Lebih sulit lagi, ternyata jamaah berumur 60-an tahun itu tidak bisa berbahasa Indonesia. ”Jadi, semakin sulit menanyakan alamat hotelnya,” ujar Wawan
Berdasar pantauan Jawa Pos kemarin, semakin mendekati puncak haji, situasi di Masjid Nabawi di tengah Kota Madinah kian padat. Ribuan jamaah dari berbagai negara sudah berdatangan.
Jamaah dari Indonesia yang baru datang juga masih tampak capek karena menempuh perjalanan sekitar 10 jam dengan pesawat. Terlebih, sebagian besar adalah lansia.
Mencari jalan pulang ke pemondokan juga tidak mudah lantaran semua pintu Masjid Nabawi tampak sama. Meski di setiap gerbang pintu tertulis nomor dengan ukuran besar, banyak jamaah yang tidak tahu atau tidak ingat dari gerbang mana dia masuk.
Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Madinah Nasrullah Jasman mengatakan, jumlah jamaah yang kesasar selalu banyak pada hari-hari pertama kedatangan. Padahal, Kota Madinah tidak sebesar Makkah. ”Terutama jamaah yang satu kloter tapi tinggal di dua hotel,” ujarnya.
Untuk mengatasi itu, pihaknya telah menyebar petugas pemantau di empat sektor di sekitar Masjid Nabawi.
”Kalau ada jamaah yang tersesat, petugas muasasah dari Arab Saudi menemukan mereka. Sebab, muasasah itu gerak terus. Penduduk Arab dan mukimin juga sering menolong mereka,” jelas Nasrullah. (*/wan/c10/kim)