Banyak Kepala Daerah 'Tersandera' Hutang Pemilihan
Rabu, 10 November 2010 – 19:27 WIB
"Kalaupun mereka sendiri misalnya tidak punya dana, ada saja tempat-tempat atau pihak tertentu di mana mereka mendapatkan sumber dana. Imbal baliknya (untuk pemberi dana) tentu jelas, berupa proyek. Dan inilah yang kemudian membuat mereka, ketika akhirnya benar-benar terpilih memimpin, lantas jadi tersandera oleh hutang-hutang dana pemilihannya itu," ungkap Indra, sambil mencontohkan salah seorang calon bupati di Sumbar yang pernah dijumpainya di Jakarta tengah menunggu janji ketemu dengan seseorang dari Singapura yang konon hendak memberi dana miliaran rupiah.
Kenyataan itu juga, menurut Indra lagi, yang menjadi salah satu alasan kenapa dirinya cenderung 'kritis' terhadap program-program yang banyak dikembangkan di tanah kelahirannya (Sumbar, Red) belakangan, seperti program "Kembali ke Nagari" atau "Kembali ke Surau". "Bukan apa-apa juga, saya sendiri tak yakin kalau mereka yang katakanlah (kelak) akan menjadi pemimpin di nagari itu, paham dengan konsep keberadaan nagari. Nyaris tidak ada lagi saat ini (yang menguasai) menurut saya. Dan mereka juga biasanya jarang yang suka membaca. Masih mending kita-kita di lingkungan akademis, yang minimal pernah memahaminya lewat bacaan-bacaan misalnya," ucapnya.