Banyak Masalah, Pendidikan Gratis Perlu Dikaji Ulang
"Ada orang yang tidak ingin menyekolahkan anaknya di sekolah negeri karena sekolah swasta mempunyai spesifikasi lain. Tidak semua sekolah swasta mau menjadi pelarian, terkadang mereka juga menolak. Berarti mereka ini juga mempunyai keistimewaan,"Â ungkapnya.
Menurutnya, ketiga faktor tersebut yang memberikan dampak kepada penerimaan siswa baru yang sering disebut titipan, padahal permasalahan berawal dari muaranya. "Bukan pada persoalan ini. Ini hanya faktor X, dampak dari beberapa faktor di depan,"Â ulasnya.
Jika subsidi pendidikan dikaji ulang, kemudian proporsional jumlah lulusan, ruang belajar dan sekolah menjadi lebih baik serta pembinaan sekolah swasta dilakukan, maka idealisme pendidikan bermutu akan tercapai. Hasilnya, penerimaan siswa baru pasti akan tercapai sesuai dengan formatnya karena sudah tertata dengan baik. Akan tetapi jika belum ditata maka masalah-lah yang muncul.
"Itu hanya dampak dari 3 faktor yang ada. Makanya ketika melakukan pertemuan dengan dinas pendidikan, salah satu yang akan direkomendasi adalah harus ada pertemuan antara dinas pendidikan, legislatif, dewan pendidikan, serta stake holder pendidikan untuk membicarakan masalah pendidikan di Tarakan secara menyeluruh," ungkapnya.
Untuk diketahui, kebijakan yang digunakan selama ini masih menggunakan kebijakan tahun 2007 sehingga sudah tidak sesuai dengan kondisi yang ada. Anggaran dari kebijakan tersebut harus ditambah.
"Penduduk bertambah, begitu pula dengan siswa miskin maka bagaimana agar ini tidak terlalu susah. Di sini fungsi dinas pendidikan harus dijalankan men-support sekolah swasta agar termotivasi. Banyak ketergantungan antara sekolah swasta dengan dinas pendidikan seperti dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dan biaya operasional, dinas pendidikan wajib melakukan pembinaan,"Â pungkasnya.(aan/ndy)