Bapak Ini Hatinya Sungguh Mulia
jpnn.com - HAMID Karim tak mampu membiayai anak-anaknya untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Kondisi ekonomi patahkan cita-citanya. Tapi sebagai guru ngaji, anak-anak didiknya justru kebanyakan telah menjadi orang sukses.
Warga Desa Sangowo itu rela menyisihkan waktunya mengajar mengaji meski dirinya masih harus bergulat dengan kemiskinan.
SAMSUDIN CHALIL, Morotai
Setiap pukul 16.30 sore, rumah Hamid Karim dipenuhi anak-anak. Mereka anak Desa Sangowo, Morotai Timur, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, yang hendak belajar membaca Alquran. Jumlahnya banyak, mencapai 20 orang. Padahal rumah Hamid yang berdinding papan beratap rumbia hanya seukuran 8x8 meter.
”Totalnya ada sekitar 40 anak. Jadi terpaksa saya bagi dalam dua shift,” tutur Hamid saat ditemui Malut Post (Jawa Pos Group, kemarin.
Shift pertama mendapat waktu belajar mengaji hingga pukul 17.30. Dikhususkan untuk anak usia 7 hingga 10 tahun. Usai shift pertama ini bubar, Hamid lanjut mengajar untuk usia 10 tahun ke atas hingga pukul 18.00.
”Usia 10 tahun ke atas hanya setengah jam tiap harinya. Karena mereka rata-rata sudah bisa membaca, tidak sulit lagi ngajarinnya,” ungkap pria 69 tahun tersebut.
Sejak 12 tahun belakangan, hidup Hamid memang disibukkan dengan kegiatan tersebut. Mengajari anak-anak membaca Alquran. Anak-anak desa yang benar-benar buta terhadap huruf Hijaiyah, hingga yang ingin memperlancar makhraj.