Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Batam Sulit Terapkan Kebijakan Kemendikbud Soal Hal Ini

Sabtu, 15 April 2017 – 03:30 WIB
Batam Sulit Terapkan Kebijakan Kemendikbud Soal Hal Ini - JPNN.COM
Suasana murid SD sedang mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Foto ilustrasi: batampos/jpg

"Setiap tahun dua hingga tiga ribu pertumbuhan anak usia sekolah, sedangkan bangunan sekolah tidak (sebanding dengan jumlah itu)," ujar pria kelahiran 12 April 1958 ini.

Selain karena tingginya pertumbuhan penduduk usia sekolah, membeludaknya siswa di sekolah negeri ini karena sebagian besar orang tua memaksakan anaknya masuk sekolah negeri. Hal ini dikarenakan konsep sekolah murah, bahkan gratis, di sekolah pemerintah.

Padahal, kata Muslim, banyak orang tua siswa yang sebenarnya mampu menyekolahkan anak mereka di sekolah swasta. "Semua mengaku tidak mampu, hal ini terlihat dari proses penerimaan siswa baru," ujar Muslim.

Muslim mengakui, sistem belajar dua sesi memang tidak efektif. Karena selain tidak kondusif, jam belajar siswa juga relatif lebih singkat.

Namun jika sistem ini dihapuskan, makan dia memastikan setiap tahunnya akan ada ribuan anak-anak usia sekolah yang tak bisa sekolah.

Kecuali jika mereka mau masuk ke sekolah swasta. Meski begitu, ia tak bisa menjamin sekolah swasta bakal mampu menampung semua anak usia sekolah yang tak tertampun di sekolah pemerintah.

"Ini berat, maka dari itu double shift tetap menjadi solusi hingga saat ini," jelasnya.

Pria kelahiran Rempangcate, Batam, ini mengaku sudah menyampaikan kondisi tersebut kepada Kemendikbud. Kata dia, pihak kementerian memaklumi persoalan ini karena Batam merupakan daerah industri.

Rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk menghapus sistem sekolah dua shift ternyata tidak bisa dijalankan di semua daerah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News