Batu Himalaya
Oleh Dahlan IskanMinggu, 21 Juni 2020 – 05:15 WIB
Yang terbaik adalah: masing-masing orang punya pandangan sendiri-sendiri. Media sebaiknya hanya menyajikan pilihan-pilihan dari begitu banyak sudut pandang.
Yang cebong tetaplah jadi anak kodok. Sampai airnya kering. Yang kampret tetaplah jadi anak codot sampai tidak ada lagi pohon.
Toh kita tidak punya batu sebanyak di kaki Himalaya.(***)