Batu Keramat, Dikasih Makan Babi, Darah Ayam, Rokok
Sebelum datang ke Batang Mandai, kedua Panglima Besar Kalteng tersebut telah mendengar kabar terkait kesaktian Panglima Lagisiding.
Kendati begitu, mereka terus mencari cara agar dapat menguasai Batang Mandai. Sampai akhirnya mereka berinisiatif mengajak Panglima Lagisiding untuk berlomba berlari di atas air sambil membawa batu Tingkeh dari Sungai Meroin hingga ke Sungai Nanga Daan.
“Tantangan itu diterima Panglima Lagisiding. Kemudian dilakukanlah perlombaan dan akhirnya kedua panglima Kalteng itu pun kalah, karena batu Tingkeh yang mereka bawa terjatuh di karangan sungai Mandai,” kisah Aloisius.
Menurut cerita, dahulunya batu Tingkeh sangat kecil. Namun karena sering diberi makan oleh masyarakat setempat melalui ritual khusus dengan menyajikan pulut (ketan), rokok, sirih pinang, ayam, babi, dan darah ayam, akhirnya menjadi besar.
“Biasanya orang kami ketika hendak bekerja dan pulang bekerja selalu memberi makanan kepada Batu Tingkeh,” demikian diceritakan Aloisius. (*)