BBKSDA Riau Apresiasi Giat Sisir Jerat sebagai Upaya Pelestarian Satwa Liar
Seperti dikemukakan petugas penegakan hukum BBKSDA Provinsi Riau, Zainal, kedua wilayah tersebut merupakan kantong harimau, gajah, beruang dan sejumlah satwa dilindungi. Keduanya adalah tanah harapan untuk satwa yang diambang kepunahan.
"Sudah sepekan terakhir ini, kami keluar masuk hutan untuk mengincar jerat-jerat yang dipasang pemburu liar," kata pria berusia 53 tahun yang menjadi bagian dari tim Sisir Jerat bersama aparat TNI, Polri, Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Tahura, Forum Harimau Kita serta PT Arara Abadi.
Dia menyebutkan, sedikitnya ada 45 jerat dan satu kotak perangkap landak berhasil ditemukan tim gabungan di wilayah tersebut.
Jerat itu ditemukan di areal perkebunan yang ada di perbatasan kawasan konservasi dan areal perkebunan warga pendatang.
"Jerat itulah yang menjadi malaikat pencabut nyawa satwa dilindungi, terutama harimau Sumatera," ucapnya.
Ditambahkan, sasaran besar tim sebenarnya adalah jerat yang membahayakan harimau sumatera. Namun, pembersihan jerat juga demi hewan lainnya mulai dari landak, tapir, beruang hingga gajah serta satwa yang dilindungi lainnya.
"Tak dapat dipungkiri, konflik harimau dan manusia berulang kali terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Itulah menjadi alasan kuat tim sisir jerat gabungan ini dibentuk," terangnya.
Dalam sejumlah kasus, lanjut Zainal, banyak orang tak bertanggungjawab memasang jerat dengan dalih tak menjerat harimau Sumatera atau satwa liar yang dilindungi lainnya.