BBM Subsidi Dipertegas
Total kuota penyaluran Solar bersubsidi yang ditugaskan kepada Pertamina tahun ini mencapai 14,14 juta KL sehingga yang sudah terealisasi penyalurannya mencapai sebanyak 27,2 persen.
Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengatakan ketahanan stok BBM Pertamina dalam kondisi aman dengan rata-rata kecukupan untuk 20,73 hari. "Stok Premium dan Solar masing-masing 18,32 hari dan 18,46 hari," katanya.
Kenaikan konsumsi BBM bersubsidi ini menyulut reaksi Menteri Keuangan (Menkeu) yang langsung mengirimkan surat kepada Menteri Perindustrian (Menperin) pada akhir Maret.
Menkeu menyatakan keberatan akibat banyaknya mobil murah ramah lingkungan alias Low Cost Green Car (LCGC) disinyalir mengonsumsi BBM bersubsidi. Sesuai peraturan, LCGC memang dilarang mengonsumsi BBM bersubsidi.
Merasa dituding, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengusulkan agar subisidi untuk BBM dihapuskan saja sepenuhnya supaya tidak lagi muncul persoalan yang sama.
Usulan penghapusan subsidi ini sesungguhnya sudah disampaikan oleh Gaikindo sejak dua tahun lalu saat pemerintah ramai merancang berbagai strategi untuk membatasi konsumsi BBM bersubsidi.
"Kalau pendapat saya, solusinya hilangkan saja subsidi BBM-nya. Tidak perlu lagi dibantu pemerintah karena yang beli kendaraan ini seharusnya sudah memiliki kemampuan untuk membeli BBM nonsubsidi," kata Ketua Umum Gaikindo, Sudirman M Rusdi, seperti diberitakan koran ini, Sabtu (12/04). (gen)