Beda 10+5 dan 10-3 untuk Cantik
Oleh Dahlan IskanBenar-salah masih kalah dengan emosi, keberpihakan dan klik-klikan. ”Kepentingan masih mengalahkan keilmuan,” katanya dalam pidato itu.
Seharusnya setiap masalah dilihat dulu benar atau tidak. Setelah itu: baru dilihat baik atau tidak. Terakhir: penting atau tidak.
”Jangan mengerjakan sesuatu tanpa dilihat benar atau tidak. Tahu-tahu dikatakan: ini penting,” katanya lagi.
Begitulah urutan berpikir ilmiah. Itu juga yang membuat saya dekat dengan Prof Djo. Termasuk memintanya untuk sering menulis. Dengan tema kesenangan saya: ‘menegakkan akal sehat’.
Di usianya itu Prof Djo masih sangat sehat. Jalannya masih cepat. Badannya ideal. Tinggi: 170 cm. Berat: 74 kg.
”Prof Djo itu rajin olahraga,” ujar Dr. dr. Lynda Hariani, spesialis bedah plastik yang juga murid Prof Djo. Olahraganya fitnes. Juga gerakan mendayung.
”Ia punya alat dayungnya di rumahnya”, ujar dokter Lynda. ”Beliu sendiri tidak pernah menjalani operasi plastik untuk dirinya,” tambah Dr Lynda.
Hanya rambutnya tidak lagi sepanjang tengkuk. Sudah dipotong lebih pendek.