Begini Cara Ericsson Dorong Transformasi Digital di Sektor Industri Manufaktur
1. Kecepatan, real-time monitoring, dan deteksi bahaya lebih dini
Data Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa pada periode Januari hingga Agustus 2024, Indonesia mencatat 278.564 kasus kecelakaan kerja, dengan mayoritas melibatkan peserta penerima upah.
Dalam mengatasi hal ini, teknologi smart manufacturing yang didukung oleh 5G dapat menjadi solusi utama dalam meningkatkan keselamatan kerja.
Dengan kecepatan transfer data yang lebih tinggi dan latensi yang lebih rendah, teknologi 5G memungkinkan data dari sensor dan perangkat di lapangan dikirim dan diproses secara instan, memberikan kemampuan pengawasan secara real-time.
Selain itu, integrasi teknologi itu dapat mendeteksi bahaya lebih dini dan mengelola aktivitas operasional secara lebih aman, sehingga mengurangi risiko kecelakaan di tempat kerja.
Hasilnya, keselamatan pekerja dapat lebih terjamin, dan lingkungan kerja yang aman serta efisien pun berhasil diciptakan.
2. Masa pakai mesin lebih panjang, operasional lebih lancar
Dalam proses produksi, kesalahan manual yang dilakukan oleh operator, terutama dalam perhitungan produksi, dapat mengurangi efisiensi operasional secara signifikan.
Kesulitan dalam kolaborasi jarak jauh untuk menyelesaikan masalah teknis, ditambah dengan data yang tidak akurat, sering kali memperlambat pengambilan keputusan dan memperburuk kondisi mesin.
Tantangan tersebut dapat dijawab oleh teknologi 5G dan AI.